Bapak dan Ibu Guru serta rekan-rekan seprofesi yang terhormat, Berita
duka datang dari mantan guru seni musik SMP Katolik Santo Bernardus,
Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Bpk. Sartono (79), yang dikenal dengan
prestasinya dalam menciptakan lagu “Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda
Jasa” pada tahun 1980-an.
Bpk. Sartono
yang bertempat tinggal di Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo,
Kota Madiun tersebut meninggal akibat komplikasi penyakit yang
dideritanya.
“Bapak Sartono
telah meninggal dunia. Karena anggota keluarga selalu mendampingi di
RSUD, jenazah Bapak Sartono langsung diurus dan dibawa ke rumah duka,”
kata salah seorang perawat ICU RSUD Kota Madiun, Hamidah, saat dimintai
konfirmasi melalui sambungan telefon, Minggu siang.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun Madiunpos.com dari RSUD Kota Madiun, sebelum
meninggal dunia, Bpk. Sartono dinyatakan mengidap komplikasi penyakit
penyumbatan pembuluh darah otak, darah tinggi, serta diabetes melitus.
Selain itu, laki-laki kelahiran Kota Madiun 29 Mei 1936 tersebut
memiliki riwayat sakit stroke yang juga menjadi alasan awal harus
dirawat di RSUD Kota Madiun.
Sesuai catatan,
Bpk. Sartono menjalani perawatan di RSUD Kota Madiun sejak Selasa
(20/10/2015). Namun, setelah 12 jam dirawat di kamar yang berada di Blok
Mawar RSUD Kota Madiun itu, Sartono dipindah ke ruang Paviliun Cendana
10.
Berita penting lainnya : Pemerintah Akan Memberikan Penghargaan Bagi Pencipta Lagu Hymne Guru
Dia berada di
ruang Paviliun Cendana 10 selama sembilan hari hingga akhirnya dirawat
di ruang ICU RSUD Kota Madiun, Jumat, 30 Oktober, pukul 17.00 WIB,
karena kondisi kesehatannya yang semakin turun.
Saat ditanya suasana ruang ICU RSUD Kota Madiun selama Bpk. Sartono manjalani perawatan, perawat Hamidah menyebut, selalu ramai dikunjungi sejumlah orang. Menurut dia, sejumlah orang dari berbagai daerah dan instansi silih berganti datang ke ruang ICU RSUD Kota Madiun untuk menjenguk Sartono saat masih hidup.
Mengenang Bpk. Sartono, ciptakan lagu Hymne Guru hanya dengan bersiul
Bpk. Sartono dan dunia pendidikan tak akan bisa dipisahkan. Di usianya yang ke 79 tahun sang 'pahlawan tanpa tanda jasa' itu dipanggil Yang Maha Kuasa. Namun karyanya akan selalu dikenang hingga akhir masa.
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, itu adalah pencipta lagu 'Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'. Pada tahun 1980-an, lagu itu wajib dinyanyikan di sekolah-sekolah baik tingkat SD hingga SMA di Indonesia.
Di kampung halamannya, Bpk. Sartono yang mempelajari musik secara otodidak menjadi satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok. Saat menciptakan lagu bersejarah itu, Bpk. Sartono bersiul lalu ditorehkan ke dalam catatan kertas. Maklum saja saat itu alat musik memang masih terbatas.
Bpk. Sartono memulai kariernya sebagai guru seni musik pada tahun 1978. Ia adalah guru di sebuah yayasan swasta yang mengajar di SMP Katolik Santo Bernardus, Kota Madiun. Bpk. Sartono sendiri purnatugas dari sekolah tersebut pada tahun 2002.
Walaupun penghasilannya dari pekerjaannya sebagai guru pas-pasan, kecintaannya pada musik membuat Bpk. Sartono menciptakan beberapa buah lagu. Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1980, Bpk. Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan.
Selain lagu Hymne Guru, Bpk. Sartono juga menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan lainnya. Perhatiannya dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud Yahya Muhaimin dan Dirjen Pendidikan Soedardji Darmodihardjo pada saat menciptakan lagu "Hymne Guru".
Bpk. Sartono tutup usia di Rumah Sakit Umum Daerah Madiun, setelah menjalani perawatan sejak 20 Oktober lalu. Dia menderita sakit diabetes dan stroke.
Selamat jalan Bapak Sartono, karyamu akan selalu dikenang.
Saat ditanya suasana ruang ICU RSUD Kota Madiun selama Bpk. Sartono manjalani perawatan, perawat Hamidah menyebut, selalu ramai dikunjungi sejumlah orang. Menurut dia, sejumlah orang dari berbagai daerah dan instansi silih berganti datang ke ruang ICU RSUD Kota Madiun untuk menjenguk Sartono saat masih hidup.
Mengenang Bpk. Sartono, ciptakan lagu Hymne Guru hanya dengan bersiul
Bpk. Sartono dan dunia pendidikan tak akan bisa dipisahkan. Di usianya yang ke 79 tahun sang 'pahlawan tanpa tanda jasa' itu dipanggil Yang Maha Kuasa. Namun karyanya akan selalu dikenang hingga akhir masa.
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, itu adalah pencipta lagu 'Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'. Pada tahun 1980-an, lagu itu wajib dinyanyikan di sekolah-sekolah baik tingkat SD hingga SMA di Indonesia.
Di kampung halamannya, Bpk. Sartono yang mempelajari musik secara otodidak menjadi satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok. Saat menciptakan lagu bersejarah itu, Bpk. Sartono bersiul lalu ditorehkan ke dalam catatan kertas. Maklum saja saat itu alat musik memang masih terbatas.
Bpk. Sartono memulai kariernya sebagai guru seni musik pada tahun 1978. Ia adalah guru di sebuah yayasan swasta yang mengajar di SMP Katolik Santo Bernardus, Kota Madiun. Bpk. Sartono sendiri purnatugas dari sekolah tersebut pada tahun 2002.
Walaupun penghasilannya dari pekerjaannya sebagai guru pas-pasan, kecintaannya pada musik membuat Bpk. Sartono menciptakan beberapa buah lagu. Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1980, Bpk. Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan.
Selain lagu Hymne Guru, Bpk. Sartono juga menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan lainnya. Perhatiannya dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud Yahya Muhaimin dan Dirjen Pendidikan Soedardji Darmodihardjo pada saat menciptakan lagu "Hymne Guru".
Bpk. Sartono tutup usia di Rumah Sakit Umum Daerah Madiun, setelah menjalani perawatan sejak 20 Oktober lalu. Dia menderita sakit diabetes dan stroke.
Selamat jalan Bapak Sartono, karyamu akan selalu dikenang.
Demikian informasi ini disampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Share: situsguru.com
Posting Komentar